Tumisan Lebih Sehat

Seperti yang kita ketahui salah satu makanan sehari-hari orang Jawa adalah tumis-tumisan. Seperti tumis kangkung, tumis kacang panjang, dan tumis sawi. Ketiga tumisan tersebut dapat dengan mudah dibuat di rumah, daripada membelinya di warung yang belum tentu baik dan sehat pengolahannya. Berikut tips memasak tumisan agar lebih sehat.

Pensortiran dan Pembersihan Sayuran
nl.123rf.com


Sayuran yang kita gunakan untuk memasak tumisan haruslah bebas dari kotoran, pestisida, dan bagian sayuran yang sudah tidak layak konsumsi. Untuk itu pembersihan sayuran perlu dilakukan dengan benar. Pertama sayuran yang kita beli disortir terlebih dahulu, yaitu dengan cara membuang bagian yang sudah busuk atau rusak seperti terdapat bercak coklat kehitaman dan bagian akar pada sayuran karena bagian-bagian tersebut mengandung banyak kuman dan zat berbahaya bagi tubuh. Lalu dilakukan pencucian dengan air mengalir. Ya, harus menggunakan air mengalir. Karena jika menggunakan rendaman air maka justru kotoran akan menyebar keseluruh bagian sayuran. Juga mencuci sayuran dapat menggunakan air garam karena dapat membunuh kuman dan bakteri (Pantastico,1989)

Memasak Tumisan dengan Cara Mengkukus
id.wikihow.com

Ya, mungkin terdengar aneh memasak tumisan dengan cara mengkukus. Namun hal ini memberikan manfaat kesehatan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan memasak tumisa dengan cara tradisional. Biasanya tumisan dibuat dengan cara merebus bersama bumbu-bumbu dengan sayuran. Namun agar lebih sehat, sayuran yang sudah dibersihkan dikukus terlebih dahulu hingga empuk. Lalu bumbu-bumbu tumisan direbus bersama dengan air sehingga menjadi saus. Setelah itu saus yang sudah jadi dituang ke sayuran yang sudah dikukus. Memang bumbu tidak terlalu meresap pada sayur, namun dengan cara ini sayuran dapat menjadi lebih sehat.

Mengapa bisa begitu? Salah satu perbedaan yang sangat menonjol antara sayuran yang direbus dan dikukus adalah kontak sayuran dengan air dan panas yang diterima sayuran (Schmidt, 2003). Jika direbus maka sayuran akan bersentuhan langsung dengan air yang mengakibatkan zat-zat nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh seperti vitamin, mineral, dan zat warna klorofil akan larut dalam air dan panas yang berlebih mengakibatkan zat-zat nutrisi tersebut rusak sehingga sayuran yang kita makan menjadi kuran bernutrisi, atau hanya serat saja yang tertinggal. Namun jika dikukus maka sayuran tidak akan bersentuhan langsung dengan air dan panas yang berlebih sehingga zat-zat nutrisi akan lebih banyak yang tetap berada dalam sayuran.

Masak dan Habiskan
santeaja.com

Jika masakan yang kita masak terlalu berlebih maka akan tersisa. Lalu kita biasanya akan menghangatkan sayuran yang tersisa untuk kita makan kembali. Nah cara tersebut kurang tepat dikarenakan proses memasak sayuran yang berulang-ulang akan lebih mengurangi kandungan nutrisi pada sayuran (Dalimartha, 2013). Lalu solusinya adalah masak dan habiskan. Semisal di waktu siang untuk porsi satu keluarga 4 orang. Kita dapat mengira-mengira dahulu kebiasan makan anggota keluarga kita. Nah darisitu kita dapat mengukur seberapa banyak tumisan yang kita buat.

Misal untuk sekali makan di siang hari untuk 4 orang 1 ikat kangkung cukup ,maka jangan memasak 2 ikat kangkung pada siang hari untuk dimakan juga pada waktu malam tetapi memasak lagi lah 1 ikat kangkung di malam hari untuk makan malam. Sehingga setiap kali memasak sayuran akan selalu habis, jika ingin makan lagi, masak lah lagi. Dengan kebiasaan dan cara ini maka nutrisi sayuran pada tumisan yang kita makan akan terjaga dan menjadi manfaat bagi tubuh kita.
Dengan menjalankan 3 tips memasak tumisan yang lebih sehat, maka kandungan nutrisi dan zat-zat bermanfaat bagi tubuh yang ada pada sayuran akan dapat terjaga sampai kita makan. Selain 3 tips diatas, kebiasaan seperti mencuci tangan dan mencuci perkakas dapur dengan bersih juga harus diterapkan agar masakan apapun yang kita masak menjadi lebih sehat.

 Sumber:
Dalimartha, S., F. Adrian. 2013. Fakta Ilmiah Buah & Sayur. Penebar Plus. Jakarta.
Schmidt, R. H., Rodrick, G. E. 2003. Food Safety Handbook. John Wiley & Sons Publication. USA
Pantastico, E.B., 1989. Fisiologi pasca panen, penanganan dan pemanfaatan buah-buahan dan sayur-sayuran tropika dan sub tropika. Gadjah Mada University Press.

Komentar